Ulap Doyo… Yang Dibutuhkan dan Yang Layak Dikembangkan.

B2P2EHD (Samarinda, 21/06/2018) Hari Selasa, 19 Juni 2018 pada acara Indonesia Membangun edisi Doyo sebagai Warisan Leluhur Benuaq di TVRI Nasional jam 09.30 WIB/10.30WITA, salah seorang peneliti Babes Dipterokarpa, Balitbang dan Inovasi KLHK yaitu Dr. Rizki Maharani menjadi salah satu narasumber melalui upayanya yang telah melakukan pendampingan intensif untuk pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) potensial di daerah Kutai (Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Kutai Timur) Kalimantan Timur.
Salah satu HHBK potensial dan endemik adalah Tanaman Doyo (Curculigo latifolia) yang serat daunnya dapat dimanfaatkan sebagai kain tenun tradisional yang indah dan bernilai ekonomi tinggi oleh masyarakat setempat, suku Dayak Benuaq.
Selain menjadi salah satu narasumber, Dr. Rizki juga menjadi adviser lapangan dengan melakukan riset-riset yang menjadi dasar pengembangan Tanaman Doyo bagi masyarakat setempat dan kemungkinan pengembangannya di lahan paska tambang dan perkebunan kelapa sawit.
Selama 1 tahun terakhir, Rizki berserta timnya melakukan riset yang meliputi : kesesuaian lahan, karakteristik tanaman Doyo berkualitas dan peluang pengembangan usahanya menjadi bisnis berkelanjutan dan menjanjikan bagi masyarakat lokal dengan bantuan program CSR dari beberapa perusahaan Tambang Batubara maupun Sawit di sekitar wilayah mereka.
Lebih lanjut, Kepala Seksi Data, Diseminasi dan Informasi pada Babes Dipterokarpa, Khairiyah menyatakan bahwa pendampingan dan program- program terobosan dan inovasi dari BLI melalui kemitraan sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi keterbatasan DIPA agar Tupoksi institusi tetap dapat tercapai dengan maksimal. #Dwi&MAR