Pengusaha Parfum dari London Belajar Gaharu di Arboretum Sempaja B2P2EHD
B2P2EHD (Samarinda,13/04/2017)_Balai Besar Litbang Ekosistem Hutan Dipterokarpa (B2P2EHD) Samarinda kembali membuktikan bahwa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang dihasilkan ternyata dibutuhkan oleh masyarakat.
[ngg_images source=”galleries” container_ids=”9″ display_type=”photocrati-nextgen_basic_slideshow” gallery_width=”400″ gallery_height=”300″ cycle_effect=”fade” cycle_interval=”1″ show_thumbnail_link=”0″ thumbnail_link_text=”[Show thumbnails]” order_by=”sortorder” order_direction=”ASC” returns=”included” maximum_entity_count=”500″]Kamis, 12/04, ada tamu khusus yang ingin belajar tentang gaharu. Silvia Penggely, seorang pengusaha asal Kota London, Inggris beserta rombongan berkunjung ke Kampus Sempaja. Mereka ingin belajar dan tahu lebih banyak Gaharu, terutama jenis Aquillaria beccariana.
Silvia berkeinginan mencari Gaharu dengan aroma berbeda yang selama ini ada dipasaran. Menurutnya pasokan gaharu saat ini lebih banyak berasal dari jenis Aquillaria malaccensis yang berasal dari Negara India, Thailand dan China. “Seharusnya di Indonesia juga ada jenis gaharu yang khas dan saya berharap mendapat aroma yang baru.” Tegas Silvia.
Ir. Ngatiman, MP., peneliti perlindungan hutan yang juga ahli gaharu manyampaikan bahwa di Arboretum Sempaja ini telah ditanam empat jenis gaharu yaitu: Aquillaria malaccensis, Aquillaria beccariana, Aquillaria microcarpa dan Gyrinops sp.
“Usia rata-rata tanaman tersebut berumur 5-10 tahunan, dan juga sudah dilakukan penyuntikan pada puluhan pohon menggunakan berbagai teknik ujicoba.” Kata Ngatiman.
Dalam keterangannya, Ngatiman mengatakan bahwa ada beberapa pohon Gaharu yang sudah berhasil dan selanjutnya perlu pengembangan lebih lanjut tentang teknik dan inokulan yang digunakan.
Aroma gaharu akan menyengat jika dibakar. Banyak manfaat yang dapat didapat dari gaharu yaitu sebagai obat, parfum, kerajinan tangan bahkan untuk hal-hal magis.
Sementara itu, Agung Suprianto, selaku pengelola arboretum mengajak Silvia dan rombongan untuk melihat secara langsung pohon gaharu yang ada di Arboretum Sempaja. Agung menunjukan jenis-jenis yang ada disana. “Ada sekitar 600 batang pohon gaharu yang sudah siap untuk dilakukan penyuntikan” Kata Agung.
Pada kunjungannya tersebut, Silvia dan rombongan juga mengunjungi ruang display B2P2EHD. Ngatiman yang mendampingi mengatakan bahwa di ruangan display tersebut terdapat beberapa sample gaharu. “ Disini terdapat beberapa sample gaharu, mulai dari yang masih mentah serta produk turunannya.” Kata Ngatiman. Menurutnya koleksi didasarkan pada asal perolehan, belum sampai ke jenis.
Silvi juga menambahkan, di pasaran, pengumpul tidak pernah memisahkan per jenis tanaman tapi per kualitas bahan dan aromanya. “Sehingga saya berharap kita bisa menyediakan sample aroma dari masing masing jenis yang nantinya bisa digunakan sebagai bahan parfum.” tambah Silvi. **KHA