Pelatihan Pembuatan Bibit Pohon dan Biji serta Teknik Inokulasi Gaharu, solusi awal pemenuhan kebutuhan Gaharu Dunia
B2P2EHD (Samarinda, 6/10/2016)_ Menurut Ir. Ngatiman,MP, Peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa (B2P2EHD), saat ini kebutuhan dunia akan pasokan gaharu hanya 20% yang dapat diberikan oleh pasar yang ada di Indonesia, “saat ini gaharu alam sangat sulit sekali di peroleh, karena itu perlu dilaksanakan kegiatan budidaya tanaman gaharu dan juga cara untuk memodifikasi gaharu selain dari hasil alam, salah satu caranya dengan melakukan penyuntikan pada tanaman penghasil gaharu” kata Ngatiman yang mengisi sesi teori di hari pertama pelatihan di Ruang Rapat B2P2EHD, 4/10.
Untuk menambah pengetahuan tentang Budidaya Gaharu dan Pemanfaatannya, Yayasan Konservasi Khatulistiwa (Yasiwa) bekerjasama dengan B2P2EHD)mengirim anggotanya untuk mengikuti pelatihan Pembuatan Bibit Pohon dan Biji Gaharu serta Teknik Inokulasinya.
“Semoga dengan pelatihan ini, anggota Yasiwa yang berhubungan langsung dengan masyarakat dapat mengaplikasikan hasil pelatihan dengan lebih mumpuni dan secara tidak langsung akan meningkatkan pemenuhan kebutuhan gaharu” kata Khuswantoro Akhadi, Kepala Seksi KHDTK, Kerjasama dan Pengembangan B2P2EHD yang mewakili Kepala B2P2EHD membuka pelatihan tersebut, 4/10.
Pelatihan dilaksanakan dua hari, 4-5/10, dan terdiri dua tahap yaitu teori dan praktek, pada tahap teori pelatihan dimulai dengan pemberian materi oleh nara sumber yang berasal dari B2P2EHD, yaitu Ir. Ngatiman, MP dan Deddy Dwi Nurcahyono, S.Hut. Nara sumber merupakan peneliti di B2P2EHD.
Pada sesi teori, Ngatiman menjelaskan seara rinci jenis tanaman gaharu apa saja yang ada di Indonesia dan Kalimantan khususnya serta memberikan secara rinci informasi teknsi terkait bagaimana nanti praktek lapangan akan dilaksanakan. Selain memberikan informasi tersebut, Ngatiman juga memberikan pengetahuan tentang bagaimana teknik penyuntikan akan dilaksanakan nantinya.
Sementara itu untuk menghasilkan tanaman gaharu yang berkualitas tinggi perlu didapatkan informasi induk tanaman penghasil gajaru yang juga berkualitas tinggi, salah satu caranya adalah dengan mencari anakan/bibit gaharu tidak jauh dari pohon yang telah menghasilkan gaharu tersebut, hal ini diutarakan oleh Deddy yang mengisi sesi teori kedua pelatihan.
“Apabila tanaman gaharu yang disuntik berhasil, maka dapat dipastikan anakan.bibit disekitarnya akan memiliki presentase yang cukup tinggi untuk menghasilkan gaharu juga” tambah Deddy.
Deddi menjelaskan, setelah bibit didapatkan, kegiatan selanjutnya adalah menyemai bibit di persemaian agar nanti dapat ditanam pada lahan lainnya. Kegiatan dimulai dengan mencabut bibit/anakan dari sekitar pohon induk gaharu, lalu di potong akarnya untuk memudahkan dimasukan kedalam polybag.
Selanjutnya bibit tersebut di potong daunnya untuk mengurangi penguapan. Setelah siap bibit dimasukkan kedalam polybag dan pada saat nanti sudah siap untuk ditanam, baru bibit siap tanam tersebut dipindahkan ke lahan siap tanam.
Pada hari kedua, 5/10, kegiatan pelatihan dilanjutkan dengan mempraktekan hasil teori yang diperoleh pada pelatihan di hari pertama. Kegiatan diawali dengan praktek penyuntikan tanaman penghasil gaharu yang terdapat di Arboretum B2P2EHD dilanjutkan dengan pembuatan bibit di persemaian. *MSC