Multiguna Tumbuhan Bawah Lahan Gambut

BP2LHK_Banjarbaru (Banjarbaru,27/9/2018)_Tumbuhan bawah di lahan gambut yang selama ini hanya dibakar dan dianggap sebagai tanaman pengganggu sebenarnya dapat dimanfaatkan. Beberapa hasil kajian dan penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan bawah di lahan gambut dapat digunakan sebagai bahan kompos, energi alternatif dan memiliki potensi yang baik sebagai sumber serat.

Hasil penelitian Reny Setyo Wahyuningtyas dkk, peneliti pada Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Banjarbaru memaparkan hasil uji coba terhadap 18 jenis tumbuhan bawah lahan gambut untuk bahan baku kompos, 6 jenis diantaranya menghasilkan kompos dengan kandungan hara yang baik serta memenuhi syarat kualitas kompos menurut SNI 19-7030-2004.

Jenis tumbuhan bawah tersebut adalah : Kelakai (Stenochlaena palustris), Eupaturium (Chromolaena odorata), rumput gajah (Pennisetum purpureum), Xyris indicaCalopogonium mucunoides dan karamunting kodok (Melastoma malabathricum). Kompos dari jenis legume C. muconoides memiliki kandungan unsur N, P, Ca dan Mg terbaik dibandingkan lainnya. Jenis ini juga memiliki potensi biomassa cukup besar yaitu sekitar 35 ton/ha tanaman segar di lapangan. Kompos sendiri memiliki peran cukup penting sebagai bahan pembenah tanah, meningkatkan hara dan bahan organik tanah, serta memberikan lingkungan yang menguntungkan bagi mikroorganisme.

Selain sebagai kompos, tanaman bawah di lahan gambut dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Hasil kajian Akbar dan Priyanto, tim peneliti BP2LHK Banjarbaru menyebutkan tumbuhan bawah di lahan gambut merupakan salah satu bahan baku briket biomassa yang sangat potensial. Hal ini didukung hasil penelitian Susanti dkk, tim peneliti BP2LHK Banjarbaru yang melakukan uji coba pembuatan briket biomassa dari tumbuhan bawah lahan gambut. Susanti dkk menyebutkan  bahwa kualitas briket yang dihasilkan cukup baik dan dapat bersaing dengan bio-charcoal dan briket serbuk kelapa.

Potensi lain tanaman bawah lahan gambut adalah sebagai bahan serat. Beberapa jenis tanaman semusim atau limbah pertanian di lahan gambut memiliki potensi sebagai bahan serat selulosa seperti jerami padi, nenas dan batang semu pisang (Musa acuminata). Selain untuk bahan baku industri tekstil, serat selulosa juga digunakan untuk bahan baku kertas, industry kemasan, industri farmasi (pembuatan kompres, penutup luka, perban, dll) serta material inovasi seperti green composit .

Pemanfaatan tumbuhan bawah lahan gambut telah mulai dilakukan di beberapa tempat antara lain di Desa Kalampangan dan Kereng Bangkirai, Kota Palangkaraya serta petani di Desa Mentaren, Kab. Pulang Pisau yang memanfaatkan tanaman bawah sebagai bahan baku kompos. Dengan adanya informasi alternatif pemanfaatan tanaman bawah lahan gambut, diharapkan akan lebih banyak masyarakat yang menerapkannya sehingga dapat mengurangi kegiatan pembakaran lahan di gambut dan mengurangi kerusakan lingkungan *** (JND).

Sumber : Wahyuningtyas, 2015. Pemanfaatan Tumbuhan Bawah Lahan Gambut untuk Mengurangi Resiko Kebakaran. Bekantan Vol. 3/No.2/2015

Informasi lebih lanjut hubungi:

Balai Litbang LHK Banjarbaru

url : http://foreibanjarbaru.dephut.go.id atau atau http://www.foreibanjarbaru.or.id

Jl Ahmad Yani Km.28,7 Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70721, Telp. 0511 – 4707872, Fax.  0511 – 4707872