Lokakarya Analisis Kebutuhan Pasar dan Konsultasi Pengguna untuk Pengembangan Kurikulum Prodi di Lingkungan Fakultas Kehutanan Unmul
B2P2EHD (Samarinda, 7/11/2017), Kurikulum memegang peranan penting dalam proses penyelenggaraan pendidikan tinggi untuk menjamin lulusannya, oleh karena itu diperlukan pengembangan kurikulum berbasis KKNI (Kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) sehingga para lulusan suatu perguruan tinggi dapat langsung dipakai di dunia kerja. Fahutan Unmul berencana melakukan evaluasi guna pengembangan dan penyempurnaan kurikulum program studi yang dimiliki agar kemampuan lulusannya dapat langsung memenuhi kebutuhan pengguna (baik instansi pemerintahan maupun swasta). Oleh karena itu Fahutan UNMUL mengundang beberapa instansi pemerintahan, swasta dan NGO di Kalimantan Timur dalam “Lokakarya Analisis Kebutuhan Pasar dan Konsultasi Pengguna untuk Pengembangan Kurikulum Prodi di Lingkungan Fakultas Kehutanan Unmul” (2/11). Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kehutanan Prop. Kaltim, Kepala APHI dan beberapa NGO seperti WWF. Menurut Rudianto Amirta (Dekan Fahutan UNMUL) dalam sambutannya Lokakarya ini merupakan suatu rangkaian untuk menganalisis pengembangan kurikulum prodi dan diharapkan dapat mendengarkan kebutuhan pasar sehingga dapat memetakan lulusan Fahutan UNMUL sehingga siap pakai.
Kepala Dinas Kehutanan Prop. Kaltim, Ir. H. Wahyu Widhi Heranata, MP. Mengatakan bahwa acara ini sangat penting dan sangat dia tunggu- tunggu, karena UNMUL harus mencetak SDM yang mumpuni untuk sektor kehutanan, diharapkan kedepannya dapat mencetak SDM yang applicable dapat berhasil 5-6 tahun kedepan. Hal ini sejalan dengan ide Gubernur tentang Kaltim Submit dimana pemerintah membangun Kaltim sesuai koridor yang tadinya bersumberkan ekonomi dengan SDA yang habis pakai menjadi SDA yang dapat diperbaharui. Ia juga berharap agar Fahutan UNMUL dapat membuat suatu prodi yang sesuai dengan trend sekarang yaitu Perhutanan Sosial.
Acara ini berlangsung dengan mendengarkan pemaparan dari pihak UNMUL mengenai kurikulum dan peta lulusannya, kemudian diberikan kesempatan untuk pengguna memberikan masukan yang kira- kira sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Rata- rata pengguna mengeluhkan lulusan Fahutan Unmul yang sekarang hanya tahu dasar- dasar keilmuan, tidak terlalu spesifik. Hal ini menurut Irawan (Wakil Dekan Bidang Akademik) karena Pemerintah menggabungkan semua prodi kehutanan (dari 4 prodi menjadi satu saja) sehingga mahasiswa mendapatkan semua keilmuan namun hanya dasar- dasarnya saja. Diharapkan kedepannya Pemerintah mengeluarkan moratorium untuk dapat kembali memisahkan masing-masing prodi di Fakultas Kehutanan, sehingga mahasiswa dapat memiliki satu keahlian khusus yang mumpuni di dunia kerja/ ANA