Kontribusi B2P2EHD Samarinda Menuju Peringkat 1 Dunia untuk Koleksi Kayu (Xylarium)

B2P2EHD (Samarinda, 21/9/2018) Balai Besar Penelitian Ekosistem Hutan Dipterokarpa (B2P2EHD) Samarinda turut bangga Xylarium Indonesia akhirnya meraih Peringkat SATU DUNIA. Sebelumnya Indonesia berada di Peringkat Empat Dunia dengan dengan mengkoleksi sebanyak 67.864 spesimen, setelah Belanda (125.000 spesimen), USA (105.000 Spesimen) dan Belgia (69.000 spesimen).

Melalui konferensi pers yang diadakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH) di Gunung Batu, dikemukakan bahwa saat ini Xylarium Bogoriense, Xylarium Indonesia telah menduduki Peringkat SATU DUNIA dengan jumlah koleksi mencapai lebih dari 158.000 spesimen.

Di tempat terpisah, Dr. Krisdianto (P3HH) mengungkapkan bahwa dengan memiliki lebih kurang 4000 jenis pohon tropis, Indonesia memang sangat berpotensi untuk mengkoleksi kayu (xylarium) dengan jumlah yang dapat melebihi negara lain.

“Sinergi berbagai pihak baik instansi pemerintah, Industri (BUMN atau Swasta), Lembaga Penelitian, Perguruan Tinggi maupun Individu, juga sangat mendukung target menuju Peringkat SATU DUNIA ini,” lanjutnya

Peringkat SATU DUNIA ini sangat membanggakan, khususnya bagi Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. B2P2EHD Samarinda juga merupakan salah satu Satuan Kerja (Satker) BLI yang menjadi kontributor dalam mengumpulkan xylarium tersebut bersama Satker BLI lainnya.

“B2P2EHD telah diberi mandat untuk membuat sedikitnya 1000 spesimen xylarium, terutama dari jenis-jenis Dipterocarpacea yang memang menjadi TUSI dari Balai kami,” kata Sumitra Gunawan, S.Hut, M,Sc selaku Kepala Bidang Program dan Anggaran B2P2EHD.

Dr. Rizki Maharani, salah seorang peneliti Teknologi Hasil Hutan B2P2EHD mengatakan bahwa saat ini B2P2EHD telah mengumpulkan sedikitnya 628 spesimen dari 12 jenis pohon yang didominasi oleh jenis-jenis Dipterocarpaceae dan tambahan jenis endemik lainnya.

“Dalam waktu dua hari saja, jumlah tersebut berhasil dikumpulkan B2P2EHD dengan bantuan sumber daya yang ada termasuk adek-adek PKL dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman,” imbuhnya.

Koleksi yang dicapai B2P2EHD tersebut sebagian besar merupakan koleksi yang telah dikumpulkan para peneliti di Kelompok Peneliti Hasil Hutan (Kelti THH), diantaranya Andrian, S. Hut dan Supartini, S. Hut, M.Sc.

“Koleksi rekan-rekan di Kelti THH merupakan koleksi sejak tahun 2011 dan berasal dari Berau dan sekitarnya,” kata Andrian.

Andrian dan Supartini mengatakan bahwa sebagian besar koleksi juga telah mempunyai data anatominya sehingga memudahkan dalam proses pendataan xylarium di B2P2EHD, selain melalui herbariumnya.

Dr. Rizki menambahkan bahwa tambahan terbaru spesimen xylarium endemik lainnya juga diambil langsung di areal Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman (HPFU) Samarinda yang dari awal juga telah mengikuti sosialisasi program Xylarium Indonesia menuju Peringkat SATU DUNIA, sebagai mitra.

Ariyanto, S. Hut, MP selaku penanggung jawab HPFU menyatakan bahwa pihak Universitas Mulawarman siap berkontribusi dan menyelaraskan program xylarium BLI dengan program penambahan koleksi di Museum Kayu yang ada di dalam HPFU.

Pihak HPFU juga telah berkontribusi dalam pendataan xylarium Indonesia dengan memasukkan setidaknya 157 jenis pohon yang dikoleksi sejak tahun 2004 di Museum Kayu tersebut.

Sampel xylarium B2P2EHD sebanyak 12 jenis meliputi Shorea hopeifolia, Dipterocarpus pacivilus, Shorea macroptera, Shorea mujongensis, Dipterocarpus confertus, Dipterocarpus glabrigemmatus, Shorea parvifolia, Anisoptera laevis, Vatica nitens, Eusideroxylon zwageri, Dillenia exelsa, Peronema canescens.

“Spesimen xylarium kontribusi B2P2EHD telah siap pendataannya dan semua spesimen kayunya juga telah siap kirim ke P3HH,” tutup Khairiyah, S.E, M.Si, Kepala Seksi Data, Informasi dan Diseminasi B2P2EHD. (RIZMA/AF)