KHDTK Sebulu - BBPSILH

Letak geografis

Berdasarkan data pemancangan batas luar sementara, KHDTK Hutan Penelitian Sebulu terletak antara 0^o12’19,27” – 0^o12’59,64” LS dan 116^o54’52” – 117^o00’24” BT. Menurut pembagian administrasi pemerintahan, Hutan Penelitian Sebulu termasuk Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur, dan berbatasan dengan 7 desa, yaitu :

Sebelah Timur : desa Sebulu Ilir dan Giri Agung
Sebelah Barat : desa Beloro
Sebelah Utara : desa Sumber Sari dan Manunggal Jaya
Sebelah Selan : desa Sebulu Ulu dan Sebulu Modern

Menurut pembagian wilayah hutan, termasuk RPH Sebulu, BKPH Sebulu, Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Aksesibilitas dan Waktu Tempuh

HPP Sebulu dapat ditempuh melalui 2 jalur, yaitu:

Jalur darat : Samarinda – Tenggarong – Sebulu – HPP Sebulu ditempuh dalam waktu 2 jam.
Jalur air : Pelabuhan Samarinda – Sungai Mahakam – pinggiran sungai di daerah Kec. Sebulu dilanjutkan jalan darat ke HPP Sebulu kurang lebih 10 km.

Tanah dan Topografi

Keadaan topografi KHDTK Sebulu adalah dataran sampai pegunungan. Keadaan lahan areal penelitian bergelombang, berbukit, dan gunung dengan variasi derajad lereng antara 5 – 30 % dan sebagian tempat mencapai 50 %, ketinggian tempat berkisar antara 60 – 250 meter di atas permukaan laut.

Jenis tanah terdiri dari podsolik merah kuning dengan batuan beku dan endapan dengan fisiografi bukit dan pegunungan. Lapisan tanah pada umumnya dangkal. Pada lokasi ini terdapat dua buah gunung, yaitu: Gunung Laspirun dengan ketinggian 227 meter dpl terletak sebelah Barat dan Gunung Murakame dengan ketinggian 250 meter dpl terletak disebelah Timur. Terdapat pula dua buah sungai, yaitu: Sungai Busang mengalir dari Utara ke Selatan dan Sungai Busang Indu mengalir dari Timur ke Selatan.

Iklim

Data curah hujan pada dua stasiun iklim yang berdekatan dengan lokasi penelitian, yaitu Tenggarong dan Muara Kaman, curah hujan rata-rata 1.949 mm/tahun dan 1.903 mm/tahun. Menurut pembagian type iklim Schmidt dan Firguson, iklim mikro di daerah Sebulu termasuk Tipe A dengan curah hujan sekitar 1.900 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 132 hari (Sumarna, 1976). Data curah hujan selama 7 tahun dari tahun 1999-2005 yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata curah hujan per tahun pada stasiun pencatat iklim Dinas Pertanian kecamatan Sebulu selama 7 tahun dari tahun 1999-2005

Tahun	Jumlah	Maximum	Hari Hujan
1999	2162,0	6425	124
2000	1642,6	4125	150
2001	1824.5	441	117
2002	1481.5	508.5	92
2003	1625	570.5	105
2004	2334.75	670	116
2005	2064.25	544	99

Sumber : Stasiun Kerjasama Badan Meteorologi dan Geofisika dengan Dinas Pertanian Propinsi Kalimantan Timur

Vegetasi

Keadaan vegetasi pada areal hutan penelitian Sebulu adalah hutan sekunder dan merupakan bekas areal HPH PT. Kutai Timber lndonesia dimana sebagian besar termasuk type hutan tanah kering. Berdasarkan pengamatan di lapangan, jenis pohon yang masih dapat dijumpai adalah jenis dari family Dipterocarpaceae diantaranya Meranti (Shorea spp.), Balau (Hopea spp.), Keruing (Dipterocarpus spp.) dan Kapur (Dryobalanops lanceolata). Untuk jenis kayu perdagangan lainnya, antara lain : Ulin (Eusideroxylon zwagerii), Binuang laki (Duabanga moluccana), Binuang bini (Octomeles sumatrana) dan Pulai (Alstonia scholaris).

Keadaan tumbuhan bawah pada umumnya tidak begitu rapat, kecuali pada bagian-bagian yang agak terbuka atau pada bagian lembah. Jenis-jenis tumbuhan bawah yang banyak dijumpai adalah sirihan (Piper aduncum), Mahang (Macaranga spp.), pakis (Diplasium spp.) dan Lirik (Alocacia spp). Setelah terjadi kebakaran pada tahun 1997 – 1998, maka tumbuhan bawah (semak) yang sangat dominan adalah jenis Mecania micrantha.

Jenis-jenis fauna yang masih sering dijumpai dalam hutan penelitian, antara lain : Orangutan, sekitar 4 jenis Monyet, Landak, Kijang, Rusa, Babi hutan, Kucing hutan, Musang, macam-macam Ular, Biawak dan binatang lainnya. Jenis-jenis burung yang dijumpai, antara lain : burung Enggang, Beo, Punai, burung Pipit, Gelatik dan berbagai jenis burung lainnya.